Langsung ke konten utama

Contoh Makalah Penelitian Hadits (Takhrijul Hadits) tentang menyembunyikan ilmu, biografi perawi

by BALQIST HAMADA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Hadits merupakan segala sesuatu yang datang dari Muhammad saw. baik perkataan, perbuatan, dan persetujuan atau sifat. Hadits merupakan sumber ajaran Islam ke dua setelah al-Qur’an.

Berbeda dengan Al-Qur’an, hadits Nabi memerlukan adanya penelitian. Dengan penelitian itu akan diketahui, apakah hadits yang bersangkutan dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya berasal dari Nabi atau tidak. Sebab hadits merupakan sumber hukum Islam, maka validitasnya haruslah teruji, apakah benar datang dari Rasul ataukah tidak. Bisa jadi perkataan ulama’, sufi, atau bahkan orang yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.

Dipilihnya hadits ini sebagai objek penelitian, karena belakangan ini banyak sekali mahasiswa menggunakan hadits tersebut untuk mendapatkan contekan saat ujian. Maka dari itu, penulis berinisiatif untuk meneliti hadits tersebut. Disini, peneliti ingin mengetehui kebersambungan  sanadnya dan kebenaran matannya.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana metode transformasi hadits yang diteliti?

2.      Bagaimana biografi para perawi yang meriwayatkan hadits yang diteliti?

3.      Bagaimana hukum sanad dari hadits yang diteliti?

4.      Adakah hadits lain yang senada dengan hadits yang diteliti?

5.      Adakah ayat Al-Qur’an yang senada dengan hadits yang diteliti tersebut?

 

1.3   Tujuan

1.      Mengetahui metode transformasi hadits yang diteliti.

2.      Mengetahui biografi para perawi yang meriwayatkan hadits yang diteliti.

3.      Mengetahui hukum sanad dari hadits yang diteliti.

4.      Mengetahui adanya hadits lain yang senada dengan hadits yang diteliti.

5.      Mengetahui adanya ayat Al-Qur’an yang senada dengan hadits yang diteliti.

6.      Mengetahui hukum kehujjahan dari hadits yang diteliti.

 

BAB II

ISI

PENELITIAN SANAD

Hadits yang diteliti:

حدثنا أحمد بن بديل بن قريش اليامي الكوفي : حدثنا عبد الله بن نمير، عن عمارة بن زاذان عن علي بن الحكيم ، عن عطاء ، عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله ص:

) ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍَﺑُﻮْ ﺩَﺍﻭُﺩْ ﻭَ ﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱْ(  << من سئل عن علم علمه ، ثم كتمه ، ألجم يوم القيامة بلجام من نار>>

 “Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R Abu Dawud dan Tirmidzi).

 

2.1  METODE TRANSFORMASI

Jika dilihat dari adanya tanda "حدثنا"  maka hadits diatas menggunakan metode transformasi sami’i. Hadits yang menggunakan metode transformasi sami’i dikatakan paling kuat dan paling tinggi dari hadits yang menggunakan metode transformasi lain.

 

2.2  BIOGRAFI PERAWI

1.  Abu Hurairah

Nama asli: Abd al-Rahman ibn Shakhir.

Lahir       : tahun ke-21 sebelum Hijriah (598 M) di Yaman

Wafat     : 57 H (menurut Sufyan ibn ‘Uyainah, Abu Hasan al-Madaini dan lainnya)

                  59 H (menurut al-Waqidi, Abu Ubaid dan Ibn Numair).

Kuniyah : Abu Hurairoh, , karena dia selalu membawa kucing kecil di gamisnya.

Guru       : Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar al-Shiddiq, Umar ibn Khattab, Ubay ibn        Ka’ab, Usamah ibn Zaid, Aisyah, dll.

Murid-muridnya: Abu Sholeh al-Samman , Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Jabir, Said ibn Musayyab, Abu Sholeh al-Hanafi, abu ‘alqamah, Abu Hasyim al-Dausy, Abd. Al-Hamid ibn Salim, dll.

Penilaian para kritikus hadits tentang dirinya :

·         Diceritakan oleh al-Zuhri bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling hafal setiap hadits yang diriwayatkan di zamannya.

·         Waki’ berkata : Telah menceritakan kepadaku A’masy dari Abu Sholeh, berkata : Abu Hurairah adalah sahabat Nabi yang paling hafal (hadits).

·         Mengeluarkan ibn Abi Khaitsamah dari Sa’id ibn Abi al-Hasan berkata : tidak ada seorang pun dari sahabat Nabi yang lebih banyak haditsnya dari Abu Hurairah.

·      Al-Syafi’i berkata : Abu Hurairah adalah perawi hadits yang paling hafal di      zamannya.[1]

2. Atha bin Abi Raba

Lahir                   : di Yaman

Wafat                 : 114 H

Kuniahnya          : Abu Muhammad Al-Makki[2]

Latar belakang   : Semasa di Mekkah ia menjadi budak dari seorang wanita yang bernama Habibah binti Maisarah bin Abi Hutsaim.

Guru-guru          : Para Sahabat Nabi, seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dll.[3]

3. Ali bin Hakim 

Nama                  : Ali bin Hakim al Banani

Thobaqoh           : 5, dari kecil ia adalah seorang dari golongan tabi’in.

Wafat                 : 131 H

Hadits yang diriwayatkan oleh  : Bukhori, Abu Dawud, At-Timidzi, Ibnu Majah.

Pendapat para ulama                  : Tsiqoh

Pangkatnya di mata Ibnu Hajar : Tsiqoh [4]

 

4.  Umarah bin Zadan

Nama                  : Umarah bin Zadan

Tabaqah              : 7 :  dari kecil mengikuti para Tabi’in

Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh: Al- Bukhori (dalam literature tunggal), Abu  Dawud, At-Timidzi, Ibnu Majah.

Menurut Ibn Hajar         : Jujur namun banyak salah.

Menutrut Ad-dahab       : Abu Dawud dan yang lain: tidak berkata seperti itu.[5]

 

5.  Abdullah bin Numair

Nama                  : Abdullah bin Numair al-Hamdani al-Khorfi

Lahir                   : 115 H

Tabaqah              : 9: dari kecil mengikuti Tabi’in.

Wafat                 : 199 H

Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’I, Ibnu Majah)

Menurut Ibnu Hajar       : Abdullah bin Numair adalah orang yang tsiqoh dai ahli sunnah.

Menurut Dahabiy           : hadits yang diriwayatkannnya dapat di jadikan hujjah.[6]

Menurut Ibnu Ma’in, Ibnu Hibban, Al Ajli dan Ibnu Sa’ad: tsiqah [At Tahdzib juz 6 no 110][7]

 

6. Ahmad bin Budail bin Quraisy

Nama                  : Ahmad bin Budail bin Quraisy bin Budail bin al Harits al -Yami.

Asal                    : Kuffah.

Wafat                 : 258 H

Thobaqoh           : 10

Diriwayatkan     : At- Tirmidzi dan Ibnu Majah

Pangkatnya menurut Ibnu Hajar:  Jujur namun memiliki ilusi, keraguan.

Pangkatnya menurut Dahabi      : Nasa’i berkata: tidak mengapa[8]

 

7.  Imam Abu Dawud

Nama      : Sulaiman bin al Asy'ats bin Syadad bin 'Amru bin 'Amir.

Lahir       : 202 H

Wafat     : Jum'at, 16 syawal 275 H, saat berusia 73 tahun di Basrah.

Rihlah    : sering berkeliling mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah Iraq; Baghdad, Kufah, Bashrah, Syam, Damsyiq, Hijaz, Mesir, Khurasan, Ar Ray, Sijistan

Guru-guru[9]:

1. Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi

2. Yahya bin Ma'in Abu Zakariya

3. Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya'qub al Hanzhali

4. Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi.

5. Muslim bin Ibrahim al Azdi

6. Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al Madani

7. Musaddad bin Musarhad bin Musarbal

8. Musa bin Ismail at Tamimi.

9. Muhammad bin Basar.

10. Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah)

11. Umar bin Khaththab as Sijistani.

12. Ali bin Al Madini

13. Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri).

14. Qutaibah bin Sa'id bin Jamil al Baghlani

15. Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli, dll.

Murid-murid[10]:

1. Imam Abu 'Isa at Tirmidzi

2. Imam Nasa'i

3. Abu Ubaid Al Ajuri

4. Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau).

5. Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari beliau).

6. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih.

7. Isma'il bin Muhammad Ash Shafar.

8. Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau).

9. Zakaria bin Yahya As Saaji.

10. Abu Bakar bin Abi Dunya.

11. Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari beliau).

12. Ali bin Hasan bin Al 'Abd Al Anshari (perawi sunsn dari beliau).

13. Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari beliau).

14. Abu 'Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu'lu'i (perawi sunan dari beliau).

15. Muhammad bin Ahmad bin Ya'qub Al Matutsi Al Bashri (perawi kitab Al Qadar dari beliau).

Persaksian para ulama:

a)      Abdurrahman bin Abi Hatim berkata : Abu daud Tsiqah

b)      Musa bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih utama daripada dirinya.

c)      Al Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di zamannya tanpa ada keraguan.

d)      Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama telah sepakat memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak, kekuatan hafalan, wara', agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya.

8.  Imam At-Tirmidzi

Nama                  : Abu 'Isa Muhammad bin ‘Isa bin Thaurah bin Musa bin adl Dlahhak As-Sulamy Ad-Darir Al-Bughy At-Tirmidzi

Kuniyah beliau   : At-Tirmidzi

Lahir                   :  207 H di dekat Sungai Jihun, Iran

Wafat                 : 279 H di Uzbekistan[11]

Kelebihan           ; hafalan yang begitu kuat dan otak yang cepat menangkap pelajaran.

Guru-guru[12]:

1. Qutaibah bin Sa'id

2. Ishaq bin Rahuyah

3. Muhammad bin 'Amru As Sawwaq al Balkhi

4. Mahmud bin Ghailan

5. Isma'il bin Musa al Fazari

6. Ahmad bin Mani'

7. Abu Mush'ab Az Zuhri

8. Basyr bin Mu'adz al Aqadi

9. Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu'aib

10. Abi 'Ammar Al Husain bin Harits

11. Abdullah bin Mu'awiyyah al Jumahi

12. 'Abdul Jabbar bin al 'Ala`

13. Abu Kuraib

14. 'Ali bin Hujr

15. 'Ali bin sa'id bin Masruq al Kindi

16. 'Amru bin 'Ali al Fallas

17. 'Imran bin Musa al Qazzaz

18. Muhammad bin aban al Mustamli

19. Muhammad bin Humaid Ar Razi

20. Muhammad bin 'Abdul A'la

21. Muhammad bin Rafi'

22. Imam Bukhari

23. Imam Muslim

24. Abu Dawud

25. Muhammad bin Yahya al 'Adani

26. Hannad bin as Sari

27. Yahya bin Aktsum

28. Yahya bun Hubaib

29. Muhammad bin 'Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib

30. Suwaid bin Nashr al Marwazi

31. Ishaq bin Musa Al Khathami

32. Harun al Hammal, dll.

 

Murid-muridnya[13]:

1. Abu Bakr Ahmad bin Isma'il As Samarqandi

2. Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi

3. Ahmad bin 'Ali bin Hasnuyah al Muqri`

4. Ahmad bin Yusuf An Nasafi

5. Ahmad bin Hamduyah an Nasafi

6. Al Husain bin Yusuf Al Farabri

7. Hammad bin Syair Al Warraq

8. Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi

9. Ar Rabi' bin Hayyan Al Bahili

10. Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi

11. 'Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi

12. 'Ali bin 'Umar bin Kultsum as Samarqandi

13. Al Fadhl bin 'Ammar Ash Sharram

14. Abu al 'Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub

15. Abu Ja'far Muhammad bin Ahmad An Nasafi

16. Abu Ja'far Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin

17. Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab

18. Muhammad bin Mahmud bin 'Ambar An Nasafi

19. Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafai

20. Musbih bin Abi Musa Al Kajiri

21. Makhul bin al Fadhl An Nasafi

22. Makki bin Nuh

23. Nashr bin Muhammad bi Sabrah

24. Al Haitsam bin Kulaib, dll.

Persaksian para ulama terhadap beliau[14]

1. Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku."

2. Al Hafiz 'Umar bin 'Alak menuturkan; Bukhari meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu 'Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara' dan zuhud."

3. Ibnu Hibban menuturkan; Abu 'Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits."

4. Abu Ya'la al Khalili menuturkan; Muhammad bin 'Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya.

5. Abu Sa'd al Idrisi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, beliau telah menyusun kitab al jami', tarikh dan 'ilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim yang kapabel. Beliau adalah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal hafalan."

 

 

 

2.3  Hukum Sanad

Dilihat dari segi kepribadian para perawi, penulis menyimpulkan bahwa hadis ini termasuk kedalam kriteria hadis “Hasan” karena terdapat Umarah bin Zadan yang menurut para ulama jujur, namun banyak salah. selain itu perawi yang bernama Ahmad bin Budail bin Quraisy Jujur namun memiliki ilusi dan keraguan.

 

PENELITIAN MATAN

·         Hadits lain yang senada dengan hadits yang diteliti:

عن ابي سعيد اخدري رض قال: قال رسول الله ص : من كتم علما مما ينفع الله به الناس في امر الدين الجم الله يوم القيامة بلجام من نار. (ابن ماجه)

Artinya: Dari Abu Said Al-Khudriy RA, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang menyembunyikan suatu illmu itu Allah memberi manfaat kepada manusia didalam urusan agama, maka pada hari qiamat Allah akan mengendalinya dengan kendali api neraka” (H.R. Ibnu Majah)

 

·         Ayat alqur’an yang senada dengan hadits yang diteliti:

Ayat Al-Qur’an yang senada dengan hadits diatas terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah: 159 - 160

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

Hadis ini dapat digunakan sebagai dalil dan hujjah sebab hadits ini menggunakan metode transformasi sima’i,

Menurut As-Sayyid yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya, yang dimaksud ilmu disini adalah ilmu yang wajib diajarkan seperti mengajarkan keislaman terhadap orang kafir, mengajarkan sholat tepat pada waktunya, meminta fatwa tentang halal dan haram dan bukan ilmu sunnah yang tidak merupakan keharusan untuk mempelajarinya.[15] Hadis ini dikategorikan sebagai hadis hasan karena adanya perawi Umarah bin Zadan yang menurut para ulama banyak salah, dan adanya satu lagi perawi yang bernama Ahmad bin Budail bin Quraisy yang jujur namun memiliki ilusi dan keraguan. Meskipun begitu, hadits ini tetap boleh digunakan sebagai dalil atau hujjah dalam menetapkan suatu hukum dan beramal.

Namun, akhir-akhir ini, hadits ini disalahgunakan oleh para mahasiswa untuk mendapatkan contekan saat ujian. Mereka beranggapan bahwa contekan termasuk kedalam istilah “ilmu” pada hadits ini. Mereka beranggapan bagi teman yang tidak memberikan contekan,makai a  akan masuk neraka karena menyembunyikan suatu ilmu. Mari kita ulas secara mendalam disini, bahwasannya contekan adalah sesuatu yang haram, karena kita membohongi guru, membohongi diri sendiri sekaligus mendzalimi teman yang sudah susah payah belajar. Dalam al-Qur’an kita hanya boleh tolong menolong dalam hal kebaikan bukan dalam hal keburukan seperti memberikan contekan dan sebagainya.

Jadi, istilah “ilmu” yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah ilmu yang wajib diajarkan yang menyinggung tentang masalah agama (dalam hal kebaikan), bukan dalam hal keburukan seperti memberi contekan pada teman.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Shahih Sunan Tirmidzi (Jilid 1), hlm

http://nurulwatoni.tripod.com/Perawi_dan_Kritikus_haditst.html, (diakses pada 08 Des 2017)

Kisah Islam, “Biografi Atha bin Abi Raba (Bagian 1)”, http://kisahmuslim.com/1755-biografi-atha-bin-abi-raba.html, (diakses pada 09 Des 2017)

Titiksenyap, “Mengambil Teladan dari Atha’Bin Rabah”, http://titik senyap.wordpress.com/2012/11/04/mengambil-teladan-dari-atha-bin-rabah/ (diakses pada 09 Des 2017)

Kedudukan Hadis, “Imam Ali Pemimpin Bagi Setiap Mukmin Sepeninggal Nabi SAW”, http://balaghah.net/old/nahj-htm/id/id/makalah/43.html (diakses pada 08 Des 2017)

Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia: Biografi Imam Abu Daud ”, http://lidwa.com/2011/biografi-imam-abu-daud/ (diakses pada 09 Des 2017)

“Biografi islam: Imam Tirmidzi” http://islambbiografic.blogspot.co.id/2016/03/biografi-imam-tirmidzi.html, (diakses pada 09 Des 2017)

Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia: Biografi Imam, http://lidwa.com/2011/biogrfi-imam-tirmidzi/ (diakses pada 09 Des 2017).

Mu’minin, Amierul “Keilmuan:Contoh Penelitian Hadits Menggunakan Pendekatan Bahasa”, http://Amierulbio.blogspot.co.id/2014/03/menyembunyikan-ilmu.html, (diakses pada 09 Des 2017).

 

 




[1]http://nurulwatoni.tripod.com/Perawi_dan_Kritikus_haditst.html, diakses pada tanggal 08-des-2017 pukul 08:40
[2]Kisah Islam, “Biografi Atha bin Abi Raba (Bagian 1)”, diakses dari http://kisahmuslim.com/1755-biografi-atha-bin-abi-raba.html, pada tanggal 09 Des 2017 pukul 05:23
[3] Titiksenyap, “Mengambil Teladan dari Atha’Bin Rabah”, diakses dari http://titiksenyap.wordpress.com/2012/11/04/mengambil-teladan-dari-atha-bin-rabah/ pada tanggal 09 Des 2017 pukul 05:27
[4] Maktabah Syamilah.
[5] Maktabah Syamilah.
[6] Maktabah Syamilah.
[7] Diakses dari Kedudukan Hadis, “Imam Ali Pemimpin Bagi Setiap Mukmin Sepeninggal Nabi SAW”, http://balaghah.net/old/nahj-htm/id/id/makalah/43.html, pada tanggal 08 Des 2017 pukul 08:16
[8] Maktabah syamilah.
[9] Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia: Biografi Imam Abu Daud ”  diakses dari http://lidwa.com/2011/biografi-imam-abu-daud/ pada tanggal 09 Des 2017 pukul 06:02
[10] Ibid.
[11] “Biografi islam: Imam Tirmidzi” diakses dari http://islambbiografic.blogspot.co.id/2016/03/biografi-imam-tirmidzi.html, pada tanggal 09 Des 2017 pukul 05:57
[12] Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia: Biografi Iam diakses dari http://lidwa.com/2011/biogrfi-imam-tirmidzi/ pada tanggal 09 Des 2017 pukul 06:04
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15]Amierul Mu’minin, “Keilmuan: contoh penelitian Hadits Menggunakan Pendekatan Bahasa”, http://Amierulbio.blogspot.co.id/2014/03/menyembunyikan-ilmu.html, pada tanggal 09 Des 2017 pukul 09:13.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Syarat, dan Metode Tahammul wal Ada'

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits.[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan mendengar hadits.[2] Jadi tahammul adalah proses menerima periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-metode tertentu. Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits.[3] Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.[4] Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits. At-Tahammulal-Hadist        Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi’il madli tahmmala ( ﺗَﺤَﻤَّﻞَ - ﻳَﺘَﺤَﻤَّﻞُ - ﺗَﺤَﻤُﻼ ) yang berarti menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Berarti tahammul al-hadits menurut bahasa adalah menerima hadits atau menanggung hadits. Sedangkan tahammul al-hadits menurut istilah ulama ahli hadits, sebagaima

MAKALAH Hadits menurut segi kuantitas rawi (Mutawatir dan Ahad); segi kualitas Rawi (Shahih, Hasan dan Dhaif) LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Seperti yang telah diketahui, hadits diyakini sebagai sumber ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum dan ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Selain itu, hadits juga dibutuhkan manusia untuk mengetahui inti-inti ajaran dalam Al-Quran. Jika ayat-ayat dalam Al-Quran mutlak kebenarannya, berbeda dengan hadits yang bisa saja belum jelas periwayatannya, hadits tersebut benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. atau bukan. Ditinjau dari segi kuantitasnya, hadits dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Sedangkan ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan hadits Mardud (hadits yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam ha

Language Varieties (Dialect, Styles, Slang word, Registers)

Language Varieties Group 6 Rizal Fachtur Hidayat (16320017) Balqist Hamada (16320021) Sheni Diah Safitri (16320052) Dhimas Muhammad I. J. (16320053) Yoshi Nur Rahmawati (16320096) Nikma Hidayatul Khasanah (16320101) Audy Oktaviani A. I. (16320140) Roby Inwanuddin Affandi (16320220) Wahida Camelia (16320228) Language Varieties Language varies from one social group to another social group, from one situation to another situation, and from one place to another place. Variation shows that every speaker does not speak the same way all the time. Language varieties indicate that the speakers are distinct from members of other groups (Finegan, 2008) . Language variety that signifies particular situations of use is called registers, it is appropriate for use in particular speech situations. There are some examples of language variations that are of interest to linguist according to   (Akmajian, 1998) , lingua francas, pidgins, creoles, jargon, sl