by BALQIST HAMADA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hadits
merupakan segala sesuatu yang datang dari Muhammad saw. baik perkataan,
perbuatan, dan persetujuan atau sifat. Hadits merupakan sumber ajaran Islam ke
dua setelah al-Qur’an.
Berbeda dengan
Al-Qur’an, hadits Nabi memerlukan adanya penelitian. Dengan penelitian itu akan
diketahui, apakah hadits yang bersangkutan dapat dipertanggungjawabkan
periwayatannya berasal dari Nabi atau tidak. Sebab hadits merupakan sumber
hukum Islam, maka validitasnya haruslah teruji, apakah benar datang dari Rasul
ataukah tidak. Bisa jadi perkataan ulama’, sufi, atau bahkan orang yang
mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dipilihnya hadits
ini sebagai objek penelitian, karena belakangan ini banyak sekali mahasiswa
menggunakan hadits tersebut untuk mendapatkan contekan saat ujian. Maka dari
itu, penulis berinisiatif untuk meneliti hadits tersebut. Disini, peneliti
ingin mengetehui kebersambungan sanadnya
dan kebenaran matannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana metode transformasi hadits yang diteliti?
2.
Bagaimana biografi para perawi yang meriwayatkan hadits yang
diteliti?
3.
Bagaimana hukum sanad dari hadits yang diteliti?
4.
Adakah hadits lain yang senada dengan hadits yang diteliti?
5.
Adakah ayat Al-Qur’an yang senada dengan hadits yang diteliti
tersebut?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui metode transformasi hadits yang diteliti.
2.
Mengetahui biografi para perawi yang meriwayatkan hadits yang
diteliti.
3.
Mengetahui hukum sanad dari hadits yang diteliti.
4.
Mengetahui adanya hadits lain yang senada dengan hadits yang
diteliti.
5.
Mengetahui adanya ayat Al-Qur’an yang senada dengan hadits yang diteliti.
6.
Mengetahui hukum kehujjahan dari hadits yang diteliti.
BAB II
ISI
PENELITIAN SANAD
Hadits
yang diteliti:
حدثنا أحمد بن بديل بن قريش اليامي الكوفي : حدثنا عبد الله بن نمير،
عن عمارة بن زاذان عن علي بن الحكيم ، عن عطاء ، عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله ص:
) ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍَﺑُﻮْ ﺩَﺍﻭُﺩْ ﻭَ ﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱْ( << من سئل عن علم علمه ، ثم كتمه ، ألجم يوم القيامة بلجام
من نار>>
“Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang
ia ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia
dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R
Abu Dawud dan Tirmidzi).
2.1 METODE TRANSFORMASI
Jika dilihat
dari adanya tanda "حدثنا" maka hadits diatas
menggunakan metode transformasi sami’i. Hadits yang menggunakan metode
transformasi sami’i dikatakan paling kuat dan paling tinggi dari hadits yang
menggunakan metode transformasi lain.
2.2
BIOGRAFI PERAWI
1. Abu Hurairah
Nama asli: Abd
al-Rahman ibn Shakhir.
Lahir : tahun ke-21 sebelum Hijriah (598 M) di
Yaman
Wafat : 57 H (menurut Sufyan ibn ‘Uyainah, Abu
Hasan al-Madaini dan lainnya)
59 H (menurut al-Waqidi, Abu Ubaid dan Ibn Numair).
Kuniyah : Abu
Hurairoh, , karena dia selalu membawa kucing kecil di gamisnya.
Guru : Nabi Muhammad SAW,
Abu Bakar al-Shiddiq, Umar ibn Khattab, Ubay ibn Ka’ab, Usamah ibn Zaid, Aisyah, dll.
Murid-muridnya:
Abu Sholeh al-Samman , Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Jabir, Said ibn Musayyab, Abu
Sholeh al-Hanafi, abu ‘alqamah, Abu Hasyim al-Dausy, Abd. Al-Hamid ibn Salim,
dll.
Penilaian para
kritikus hadits tentang dirinya :
·
Diceritakan oleh al-Zuhri bahwa Abu Hurairah adalah orang yang
paling hafal setiap hadits yang diriwayatkan di zamannya.
·
Waki’ berkata : Telah menceritakan kepadaku A’masy dari Abu Sholeh,
berkata : Abu Hurairah adalah sahabat Nabi yang paling hafal (hadits).
·
Mengeluarkan ibn Abi Khaitsamah dari Sa’id ibn Abi al-Hasan berkata
: tidak ada seorang pun dari sahabat Nabi yang lebih banyak haditsnya dari Abu
Hurairah.
·
Al-Syafi’i berkata : Abu
Hurairah adalah perawi hadits yang paling hafal di zamannya.[1]
2. Atha bin Abi
Raba
Lahir :
di Yaman
Wafat :
114 H
Kuniahnya : Abu Muhammad Al-Makki[2]
Latar belakang : Semasa di
Mekkah ia menjadi budak dari seorang wanita yang bernama Habibah binti Maisarah
bin Abi Hutsaim.
Guru-guru : Para
Sahabat Nabi, seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dll.[3]
3. Ali bin Hakim
Nama : Ali bin
Hakim al Banani
Thobaqoh : 5, dari kecil
ia adalah seorang dari golongan tabi’in.
Wafat : 131 H
Hadits yang diriwayatkan oleh :
Bukhori, Abu Dawud, At-Timidzi, Ibnu Majah.
Pendapat para ulama :
Tsiqoh
Pangkatnya di mata Ibnu Hajar : Tsiqoh
[4]
4. Umarah bin Zadan
Nama : Umarah bin
Zadan
Tabaqah : 7 : dari kecil mengikuti para Tabi’in
Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh: Al- Bukhori (dalam literature
tunggal), Abu Dawud, At-Timidzi, Ibnu
Majah.
Menurut Ibn Hajar : Jujur
namun banyak salah.
Menutrut Ad-dahab : Abu Dawud
dan yang lain: tidak berkata seperti itu.[5]
5. Abdullah bin Numair
Nama : Abdullah
bin Numair al-Hamdani al-Khorfi
Lahir : 115 H
Tabaqah : 9: dari
kecil mengikuti Tabi’in.
Wafat : 199 H
Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’I, Ibnu Majah)
Menurut Ibnu Hajar : Abdullah
bin Numair adalah orang yang tsiqoh dai ahli sunnah.
Menurut Dahabiy : hadits
yang diriwayatkannnya dapat di jadikan hujjah.[6]
Menurut Ibnu Ma’in,
Ibnu Hibban, Al Ajli dan Ibnu Sa’ad: tsiqah [At Tahdzib juz 6 no 110][7]
6. Ahmad bin Budail bin Quraisy
Nama :
Ahmad bin Budail bin Quraisy bin Budail bin al Harits al -Yami.
Asal :
Kuffah.
Wafat :
258 H
Thobaqoh :
10
Diriwayatkan : At- Tirmidzi dan Ibnu Majah
Pangkatnya menurut
Ibnu
Hajar: Jujur namun memiliki ilusi, keraguan.
7. Imam Abu Dawud
Nama : Sulaiman bin al Asy'ats bin Syadad bin
'Amru bin 'Amir.
Lahir : 202 H
Wafat : Jum'at, 16 syawal 275 H, saat berusia 73
tahun di Basrah.
Rihlah : sering berkeliling
mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin,
Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah Iraq; Baghdad, Kufah,
Bashrah, Syam, Damsyiq, Hijaz, Mesir, Khurasan, Ar Ray, Sijistan
Guru-guru[9]:
1. Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi
2. Yahya bin Ma'in Abu Zakariya
3. Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya'qub al Hanzhali
4. Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al
Kufi.
5. Muslim bin Ibrahim al Azdi
6. Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al Madani
7. Musaddad bin Musarhad bin Musarbal
8. Musa bin Ismail at Tamimi.
9. Muhammad bin Basar.
10. Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah)
11. Umar bin Khaththab as Sijistani.
12. Ali bin Al Madini
13. Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri).
14. Qutaibah bin Sa'id bin Jamil al Baghlani
15. Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli, dll.
Murid-murid[10]:
1. Imam Abu 'Isa at Tirmidzi
2. Imam Nasa'i
3. Abu Ubaid Al Ajuri
4. Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud
dari beliau).
5. Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari
beliau).
6. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih.
7. Isma'il bin Muhammad Ash Shafar.
8. Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau).
9. Zakaria bin Yahya As Saaji.
10. Abu Bakar bin Abi Dunya.
11. Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh
dari beliau).
12. Ali bin Hasan bin Al 'Abd Al Anshari (perawi sunsn dari
beliau).
13. Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari
beliau).
14. Abu 'Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu'lu'i (perawi sunan dari
beliau).
15. Muhammad bin Ahmad bin Ya'qub Al Matutsi Al Bashri (perawi
kitab Al Qadar dari beliau).
Persaksian
para ulama:
a)
Abdurrahman bin Abi Hatim berkata : Abu daud Tsiqah
b)
Musa bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk
hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih
utama daripada dirinya.
c)
Al Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di zamannya
tanpa ada keraguan.
d)
Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama
telah sepakat memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak,
kekuatan hafalan, wara', agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadits
dan yang lainnya.
8. Imam At-Tirmidzi
Nama : Abu 'Isa
Muhammad bin ‘Isa bin Thaurah bin Musa bin adl Dlahhak As-Sulamy Ad-Darir
Al-Bughy At-Tirmidzi
Kuniyah beliau : At-Tirmidzi
Lahir : 207 H di dekat Sungai Jihun, Iran
Wafat : 279 H di Uzbekistan[11]
Kelebihan ; hafalan yang begitu kuat dan otak
yang cepat menangkap pelajaran.
Guru-guru[12]:
1. Qutaibah bin
Sa'id
2. Ishaq bin
Rahuyah
3. Muhammad bin
'Amru As Sawwaq al Balkhi
4. Mahmud bin
Ghailan
5. Isma'il bin
Musa al Fazari
6. Ahmad bin
Mani'
7. Abu Mush'ab
Az Zuhri
8. Basyr bin
Mu'adz al Aqadi
9. Al Hasan bin
Ahmad bin Abi Syu'aib
10. Abi 'Ammar
Al Husain bin Harits
11. Abdullah
bin Mu'awiyyah al Jumahi
12. 'Abdul
Jabbar bin al 'Ala`
13. Abu Kuraib
14. 'Ali bin
Hujr
15. 'Ali bin
sa'id bin Masruq al Kindi
16. 'Amru bin
'Ali al Fallas
17. 'Imran bin
Musa al Qazzaz
18. Muhammad
bin aban al Mustamli
19. Muhammad bin
Humaid Ar Razi
20. Muhammad
bin 'Abdul A'la
21. Muhammad
bin Rafi'
22. Imam
Bukhari
23. Imam Muslim
24. Abu Dawud
25. Muhammad
bin Yahya al 'Adani
26. Hannad bin
as Sari
27. Yahya bin
Aktsum
28. Yahya bun
Hubaib
29. Muhammad
bin 'Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib
30. Suwaid bin
Nashr al Marwazi
31. Ishaq bin
Musa Al Khathami
32. Harun al
Hammal, dll.
Murid-muridnya[13]:
1. Abu Bakr
Ahmad bin Isma'il As Samarqandi
2. Abu Hamid
Abdullah bin Daud Al Marwazi
3. Ahmad bin
'Ali bin Hasnuyah al Muqri`
4. Ahmad bin
Yusuf An Nasafi
5. Ahmad bin
Hamduyah an Nasafi
6. Al Husain
bin Yusuf Al Farabri
7. Hammad bin
Syair Al Warraq
8. Daud bin
Nashr bin Suhail Al Bazdawi
9. Ar Rabi' bin
Hayyan Al Bahili
10. Abdullah
bin Nashr saudara Al Bazdawi
11. 'Abd bin
Muhammad bin Mahmud An Safi
12. 'Ali bin
'Umar bin Kultsum as Samarqandi
13. Al Fadhl
bin 'Ammar Ash Sharram
14. Abu al
'Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub
15. Abu Ja'far
Muhammad bin Ahmad An Nasafi
16. Abu Ja'far
Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin
17. Muhammad
bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab
18. Muhammad
bin Mahmud bin 'Ambar An Nasafi
19. Muhammad
bin Makki bin Nuh An Nasafai
20. Musbih bin
Abi Musa Al Kajiri
21. Makhul bin
al Fadhl An Nasafi
22. Makki bin
Nuh
23. Nashr bin
Muhammad bi Sabrah
24. Al Haitsam
bin Kulaib, dll.
Persaksian para
ulama terhadap beliau[14]
1. Imam Bukhari
berkata kepada imam At Tirmidzi; ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu
lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku."
2. Al Hafiz
'Umar bin 'Alak menuturkan; Bukhari meninggal, dan dia tidak meninggalkan di
Khurasan orang yang seperti Abu 'Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara' dan
zuhud."
3. Ibnu Hibban
menuturkan; Abu 'Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan,
menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits."
4. Abu Ya'la al
Khalili menuturkan; Muhammad bin 'Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah
menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya.
5. Abu Sa'd al
Idrisi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang di ikuti dalam
hal ilmu hadits, beliau telah menyusun kitab al jami', tarikh dan 'ilal dengan
cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim yang kapabel. Beliau
adalah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal hafalan."
2.3
Hukum Sanad
Dilihat dari
segi kepribadian para perawi, penulis menyimpulkan bahwa hadis ini termasuk
kedalam kriteria hadis “Hasan” karena terdapat Umarah bin Zadan yang menurut para ulama jujur, namun
banyak salah. selain itu perawi yang bernama Ahmad bin Budail bin Quraisy Jujur namun memiliki ilusi dan keraguan.
PENELITIAN MATAN
·
Hadits lain yang senada dengan hadits yang diteliti:
عن ابي سعيد اخدري
رض قال: قال رسول الله ص : من كتم علما مما ينفع الله به الناس في امر الدين الجم
الله يوم القيامة بلجام من نار. (ابن ماجه)
Artinya: Dari Abu Said Al-Khudriy RA, ia berkata: Rasulullah SAW
pernah bersabda: “Barangsiapa yang menyembunyikan suatu illmu itu Allah memberi
manfaat kepada manusia didalam urusan agama, maka pada hari qiamat Allah akan
mengendalinya dengan kendali api neraka” (H.R. Ibnu Majah)
·
Ayat alqur’an yang senada dengan hadits yang diteliti:
Ayat Al-Qur’an yang senada dengan
hadits diatas terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah: 159 - 160
“Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula)
oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan
mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah
Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
BAB III
KESIMPULAN
Hadis ini dapat
digunakan sebagai dalil dan hujjah sebab hadits ini menggunakan metode
transformasi sima’i,
Menurut
As-Sayyid yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya, yang dimaksud ilmu
disini adalah ilmu yang wajib diajarkan seperti mengajarkan keislaman terhadap
orang kafir, mengajarkan sholat tepat pada waktunya, meminta fatwa tentang
halal dan haram dan bukan ilmu sunnah yang tidak merupakan keharusan untuk
mempelajarinya.[15] Hadis
ini dikategorikan sebagai hadis hasan karena adanya perawi Umarah bin Zadan yang menurut para ulama
banyak salah, dan adanya satu lagi perawi yang bernama Ahmad bin Budail bin Quraisy
yang jujur namun memiliki ilusi dan keraguan. Meskipun begitu, hadits ini tetap boleh digunakan sebagai dalil
atau hujjah dalam menetapkan suatu hukum dan beramal.
Namun,
akhir-akhir ini, hadits ini disalahgunakan oleh para mahasiswa untuk
mendapatkan contekan saat ujian. Mereka beranggapan bahwa contekan termasuk
kedalam istilah “ilmu” pada hadits ini. Mereka beranggapan bagi teman yang
tidak memberikan contekan,makai a akan
masuk neraka karena menyembunyikan suatu ilmu. Mari kita ulas secara mendalam
disini, bahwasannya contekan adalah sesuatu yang haram, karena kita membohongi
guru, membohongi diri sendiri sekaligus mendzalimi teman yang sudah susah payah
belajar. Dalam al-Qur’an kita hanya boleh tolong menolong dalam hal kebaikan
bukan dalam hal keburukan seperti memberikan contekan dan sebagainya.
Jadi, istilah “ilmu”
yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah ilmu yang wajib diajarkan yang
menyinggung tentang masalah agama (dalam hal kebaikan), bukan dalam hal
keburukan seperti memberi contekan pada teman.
DAFTAR PUSTAKA
Shahih Sunan Tirmidzi (Jilid 1), hlm
http://nurulwatoni.tripod.com/Perawi_dan_Kritikus_haditst.html,
(diakses pada 08 Des 2017)
Kisah Islam, “Biografi Atha bin Abi Raba (Bagian 1)”, http://kisahmuslim.com/1755-biografi-atha-bin-abi-raba.html,
(diakses pada 09 Des 2017)
Titiksenyap, “Mengambil Teladan dari Atha’Bin Rabah”, http://titik
senyap.wordpress.com/2012/11/04/mengambil-teladan-dari-atha-bin-rabah/ (diakses pada 09 Des 2017)
Kedudukan
Hadis, “Imam Ali Pemimpin Bagi Setiap Mukmin Sepeninggal Nabi SAW”, http://balaghah.net/old/nahj-htm/id/id/makalah/43.html (diakses
pada 08 Des 2017)
Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia:
Biografi Imam Abu Daud ”, http://lidwa.com/2011/biografi-imam-abu-daud/ (diakses pada 09 Des 2017)
“Biografi
islam: Imam Tirmidzi” http://islambbiografic.blogspot.co.id/2016/03/biografi-imam-tirmidzi.html, (diakses pada 09 Des 2017)
Lidwa, “Software Kitab Hadits
Digital Online Terjemah Indonesia: Biografi Imam, http://lidwa.com/2011/biogrfi-imam-tirmidzi/ (diakses pada 09 Des 2017).
Mu’minin,
Amierul “Keilmuan:Contoh Penelitian Hadits Menggunakan Pendekatan Bahasa”,
http://Amierulbio.blogspot.co.id/2014/03/menyembunyikan-ilmu.html,
(diakses pada 09 Des 2017).
[1]http://nurulwatoni.tripod.com/Perawi_dan_Kritikus_haditst.html,
diakses pada tanggal 08-des-2017 pukul 08:40
[2]Kisah Islam, “Biografi Atha bin Abi Raba (Bagian 1)”, diakses dari http://kisahmuslim.com/1755-biografi-atha-bin-abi-raba.html,
pada tanggal 09 Des 2017 pukul 05:23
[3] Titiksenyap, “Mengambil Teladan dari Atha’Bin Rabah”, diakses dari http://titiksenyap.wordpress.com/2012/11/04/mengambil-teladan-dari-atha-bin-rabah/
pada tanggal 09 Des 2017 pukul 05:27
[6] Maktabah Syamilah.
[7] Diakses
dari Kedudukan Hadis, “Imam Ali Pemimpin Bagi Setiap Mukmin Sepeninggal Nabi
SAW”, http://balaghah.net/old/nahj-htm/id/id/makalah/43.html,
pada tanggal 08 Des 2017 pukul 08:16
[9] Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia:
Biografi Imam Abu Daud ” diakses dari http://lidwa.com/2011/biografi-imam-abu-daud/ pada tanggal 09 Des 2017 pukul 06:02
[10]
Ibid.
[11] “Biografi islam: Imam Tirmidzi” diakses
dari http://islambbiografic.blogspot.co.id/2016/03/biografi-imam-tirmidzi.html, pada tanggal 09 Des 2017
pukul 05:57
[12] Lidwa, “Software Kitab Hadits Digital Online Terjemah Indonesia:
Biografi Iam diakses dari http://lidwa.com/2011/biogrfi-imam-tirmidzi/ pada tanggal 09 Des 2017 pukul 06:04
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15]“Amierul Mu’minin, “Keilmuan: contoh penelitian Hadits Menggunakan
Pendekatan Bahasa”, http://Amierulbio.blogspot.co.id/2014/03/menyembunyikan-ilmu.html,
pada tanggal 09 Des 2017 pukul 09:13.
Komentar
Posting Komentar