BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna, dan merupakan sebaik-baiknya ciptaan dibandingkan
makhluk-makhluk yang lain. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah
manusia dikaruniai akal untuk berfikir. Mengenai proses kejadian manusia,
dijelaskan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) bahwa manusia diciptakan
dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya
hingga menjadi hidup.
Banyak
ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia
berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana
kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini.
Di pihak lain banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia
tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi
Adam a.s. yang kemudian disusul oleh Siti Hawa dan juga keturunan-keturunannya
hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada
berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci
masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Untuk
itu dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut
Al-Qur’an, hadist, maupun iptek.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Teori apa sajakah yang menerangkan
tentang asal mula kehidupan?
2.
Bagaimana proses penciptaan manusia
menurut pandangan sains?
3.
Bagaimana proses penciptaan manusia
menurut pandangan islam?
4.
Bagaimana terjadinya evolusi
kehidupan?
5.
Apa saja perbedaan antara makhluk
hidup dengan benda mati?
C. Tujuan
1.
Mengetahui teori-teori asal mula
kehidupan.
2.
Menjelaskan proses penciptaan
manusia menurut pandangan sains.
3.
Menjelaskan proses penciptaan
manusia menurut pandangan islam.
4.
Mengetahui proses terjadinya evolusi
kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori
Asal Mula Kehidupan
Banyak yang
bertanya-tanya tentang dariman asa-usul kehidupan dapat berlangsung, dari
adanya pertanyaan tersebut ahirnya para ahli mencari tau serta melakukan
penelitian dan percobaan untuk memecahkan permasalahan tersebut, inilah
teori-teori asal-usul kehidupan menurut para ahli:
1. Teori
Abiogenesis
Teori
ini menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari benda mati atau dengan kata lain
mahluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini ini dikenal dengan teori “Generatio
Spontae”. Teori ini dicetuskan oleh Aristoteles dan Jhon Nedham.
Aristoteles
melakukan percobaan dengan merendam tanah dengan air dan kemudian muncul seekor
cacing. Sedangkan Nedham melakukan percobaan dengan cara merebus kaldu dalam
wadah selama beberapa menit, kemudian wadah tersebut ditutup dengan gabus.
Setelah beberapa hari dalam kaldu tersebut terdapat sebuah bakteri. Nedham
berpendapat bahwa bakteri tersebut berasal dari air kaldu.
2. Teori
Biogenesis
Teori
ini menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lainnya. Teori ini
dicetuskan oleh Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur.
Francesco
Redi adalah ilmuan berkebangsaan Italia yang menentang teori abiogenesis
Aristoteles. Tahun 1668, Redi melakukan eksperimen menggunakan 8 tabung yang
dibagi menjadi 2 bagian. Tabung-tabung tersebut diisi dengan daging ular, ikan,
roti dicampur susu dan daging. Empat tabung dibiarkan terbuka dan empat tabung
lainnya ditutup rapat. Setelah beberapa hari, pada tabung yang terbuka terdapat
larva lalat. Akhirnya dari eksperimen tersebut Redi menyimpulkan bahwa ulat
bukan berasal dari daging melainkan berasal dari telur lalat yang terdapat pada
daging dan menetas menjadi larva lalat atau ulat.
3. Teori
Cosmozoic
Teori
ini juga disebut sebagai “teori kosmozoan”. Teori ini menyatakan bahwa mahluk
hidup berasal dari spora kehidupan yang berasal dari ruang angkasa. Hal yang
mendasari teori ini adalah penyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu
meteor maupun batu komet yang jatuh ke
bumi mengandung banyak molekul okganik sederhana, seperti cyanogens, asam
hidrocyanida. Molekul-molekul tersebut jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
4. Teori
Penciptaan (Special Creation)
Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan
seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai
terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal-usul materi kehidupan. Penciptaan
setiap jenis mahluk hidup terjadi secara terpisah. Teori ini tidak berdasarkan
pada suatu eksperimen. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan
kejadian-kejadian ghaib yang pernah diliihatnya, kejadian tersebut dianggap sebagai
ciptaan tuhan, sebagaimana bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya juga
merupakan ciptaan Tuhan.
5. Teori
Evolusi Biokimia
Teori ini dikemukakan oleh Alexander Oparin, seorang ahli evolusi
molekular berkebangsaan Rusia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul “The
Origin of Life” (1936), menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan
dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Oparin menjelaskan bahwa
pada mulanya atmosfer bumi terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air
(H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam,
berupa sinar kosmis dan halilintar, gas tersebut mengalami perubahan menjadi
molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino. Selama berjuta-juta
tahun, senyawa organik itu terakumulasi dicekungan perairan membentuk
primordial soup, semacam campuran-campuran materi dilautan panas. Selanjutnya
primordial soup ini membentuk monomer yang kemudian bergabung membentuk
polimer. Polimer membentuk
agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum
mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya.
Disamping itu protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan
mahluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima
rangsangan dan menggandakan diri.
6.
Teori Evolusi Biologi
Oparin dan Haldane serta Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam
amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup. Pada mulanya
terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa mahluk hidup berasal dari laut. Evolusi biologi dimulai ketika pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi yang disebut proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuk kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat dan polisakarida dikocok. Koaservat dengan selaput lipid protein merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Kemudian protosel akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari uniseluler. Karena saat itu atmosfer tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob dan heterotrof.
terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa mahluk hidup berasal dari laut. Evolusi biologi dimulai ketika pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi yang disebut proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuk kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat dan polisakarida dikocok. Koaservat dengan selaput lipid protein merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Kemudian protosel akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari uniseluler. Karena saat itu atmosfer tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob dan heterotrof.
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun
multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri.
Walter Gilbert (1986), seorang ahli biokimia dari Havard mengajukan hipotesis
RNA. Menurut hipotesis tersebut, miliaran tahun yang lalu molekul RNA yang
dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh
lingkungan, RNA dapat memproduksi protein. Diperlukan molekul kedua untuk
menyimpan informasi tersebut, maka dengan cara tertentu terbentuklah DNA.
Setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi, protosel mampu
bereproduksi dan dimulailah proses evolusi biologi.
B.
Proses
Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Sains
Manusia merupakan makhluk yang diberikan
berbagai kelebihan oleh Allah SWT di dunia ini, selain fisik yang sempurna,
namun juga akal dan pikiran. Proses penciptaan manusia di dunia ini terdapat
beberapa tahapan
Proses awal penciptaan manusia
berlangsung dengan adanya pembuahan. Jutaan sperma terpancar dari laki-laki
pada satu waktu dan menuju sel telur wanita namun hanya akan ada satu
sperma saja yang berhasil membuahi sel telur. Setelah itu terjadi fertilisasi,
zigot menempel di tempat yang tepat pada
rahim.
Ketika sperma pria bergabung dengan sel
telur wanita, maka inti sari bayi yang akan lahir itu terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera
berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot
tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada
dinding rahim. Melalui hubungan ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting
dari sang ibu bagi pertumbuhannya.
Fakta tersebut
menyebutkan bahwa, kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu: pertama,
pre-embrionik selama dua setengah minggu pertama. Kedua, embrionik
hingga akhir minggu kedelapan. Ketiga, fetus atau janin dari minggu
kedelapan sampai kelahiran. Adapu fase-fase tersebut dapat diuraikan sebagai
beikut:
a. Fase Pre-embrionik
Pada fase
pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembuahan sel, dan terbentuklah
segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring
pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri
sendiri guna membentuk tiga lapisan.
b. Fase Embrionik
Fase kedua ini
berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut sebagai ”embrio”.
Pada fase ini organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan
sel tersebut.
c. Fase Fetus Atau Janin
Dimulai dari
fase ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai fetus atau janin. Fase ini
dimulai sejak kehamilan minggu kedelapan hingga masa kelahiran. Ciri khusus
fase ini adalah bahwa fetus atau janin sudah menyerupai manusia, dengan wajah,
kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya hanya memilik panjang 3 cm,
kesemua organnya sudah jelas. Fase ini berlangsung kurang lebih 30 minggu, dan
perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
C.
Proses
Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Islam
Bertentangan
dengan apa yang telah dikemukakan oleh para pencetus dan pendukung teori
evolusi. Charles Darwin sebagai pencetus teori evolusi berpendapat bahwa mahluk
hidup termasuk juga manusia, adalah berasal dari evolusi atau
perubahan-perubahan mahluk sebelumnya yang memiliki kemampuan sederhana.
Perubahan-perubahan tersebut membuat kemampuan manusia menjadi lebih sempurna.
Pendapat ini ditunjang oleh ditemukannya beberapa fakta ilmiah seperti fosil
dari manusia purba seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus di berbagai
daerah.
Asal Usul Manusia Menurut Agama
Islam Di sisi lain, hampir dari semua agama di dunia menentang pendapat ini.
Penentangan itu terjadi karena pemikiran mereka didasarkan pada berita-berita
dan informasi dalam kitab sucinya masing-masing. Salah satu dari kitab suci
tersebut adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam
menyebutkan beberapa proses kejadian manusia yang lebih rinci dan jelas. 3
Kejadian dan Asal-Usul Manusia Menurut Islam Al-Quran menjelaskan beberapa
tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul manusia secara rinci.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan
tersebut:
1.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama
Kejadian dan asal-usul manusia
pertama yang berarti pula proses penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik
dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke
dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat
Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari
segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adam pun
seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan
kasar dan sebagainya.”
2.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua
Alloh menciptakan segala sesuatu
secara berpasang-pasangan. Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan
hendak dipasangkan oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang
rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS.
An-Nisa, ayat 1 berikut:
“Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
3.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga
Kejadian dan
asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan
Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang
disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung
jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi
dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini:
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14).
Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara substantif terbagi ke
dalam 2 hal, yaitu substansi materi (badan) dan substansi immateri (jiwa).
D.
Evolusi
Kehidupan
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup
secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana,
menjadi bentuk yang lebih kompleks. Diperlukan waktu jutaan tahun agar
perubahan tersebut nampak lebih jelas. Terdapat dua macam evolusi :
1.
Evolusi Progresif :
Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
2.
Evolusi Regresif
(retrogresif) : Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Ciri-ciri proses
evolusi adalah:
1.
Evolusi
adalah perubahan dalam suatu populasi, bukan perubahan individu;
2.
Perubahan
yang terjadi hanya pada frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar
sifat gen tidak berubah;
3.
Evolusi
memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya;
4.
Dalam
evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga
evolusi adalah perubahan yang selektif.
Teori
evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut teori
dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup:
1.
Jean Baptise
Lamarck
Idenya
mengenai evolusi, di tuangkan di dalam buku berjudul "Philosophic
zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck mengungkapkan :
1. Alam sekitar atau lingkungan mempunyai pengaruh pada
ciri-ciri atau sifat yang diwariskan
2. Ciri-ciri atau sifat tersebut akan diwariskan kepada
keturunannya
3. Organ yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan
yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran bahkan hilang
Contoh : Lamarck berpendapat bahwa dahulu, jerapah
memiliki leher yang pendek. Bagi keturunan jerapah yang dapat beradaptasi baik
dengan lingkungan (dapat mengambil makanan di pohon yang tinggi), leher
jerapah akan berkembang menjadi lebih panjang. Jerapah yang telah beradaptasi menjadi
leher panjang tersebut, akan mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun
sebaliknya, bagi keturunan jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan
lingkungan, maka ia akan mengalami kemunduran.
2.
Charles
Darwin
Charles
Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan
judul "On the Ofiginof Species by Means of Natural Selection" atau
"The Preservation of Favored Races in The Struggle For Life".
Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat :
1. Yang menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi
lingkungan, melainkan karena seleksi
alam dan seksual.
2. Seleksi alam berupa "pertarungan" dalam
kehidupan, yang kuat akan terus hidup.
3. Setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak
karena proses bereproduksi.
4. Untuk berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan
ruang yang cukup.
3.
Anaximender
Bumi pada
awalnya merupakan lautan, lalu berkembang menjadi daratan. Para makhluk hidup
aquatik pun termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada manusia, terdapat
masa"part fish" dan "part human" yang
disebut merman dan mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam
kandungan bayi selama proses perkembangan. Kemudian penampilan tersebut akan
hilang pada manusia dewasa.
4.
Aristoteles
Benda-benda
hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yakni entelecy,
dan makhluk hidup di daratan berasal dari makhluk hidup di lautan.
5.
August
Weismann
Ilmuan ini
melengkapi teori evolusi Darwin dengan teori genetika modern. Menurutnya, evolusi
adalah masalah genetika, yakni soal keturunan bagaimana mewariskan gen-gen
melalui sel kelamin.
Ia
berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia
membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga
generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan kedua tikus tadi
berekor panjang.
Weismann menyimpulkan bahwa:
Ø Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak
akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ø Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel
kealmin, atau evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor
genetika.
Bukti-Bukti Adanya Evolusi
a.
Fosil
Merupakan
sisa-sisa, cetakan ataupun berkas dari hewan maupun tumbuhan yang telah
membatu. Fosil ini sebagai bukti adanya peristiwa evolusi yang dapat menentukan
umur dengan cara menghitung laju erosi, sedimentasi, kandungan garam, dan kadar
radio aktif.
b.
Homologi
Dua organ
tubuh dikatakan homolog, apabila mempunyai asal sama (secara embrilogik),
tetapi fungsi dan bentuknya berbeda. Contoh : alat gerak manusia dan sirip
ikan. (memiliki bentuk rangka yang sama, namun berbeda fungsinya).
c.
Analogi
Merupakan
kebalikan dari homologi, yaitu mempunyai asal yang berbeda, namun memiliki
fungsi yang sama. Contoh : sayap kupu-kupu dengan sayap kelelawar (memiliki
bentuk rangka yang berbeda, namun memiliki satu fungsi yang sama, yaitu untuk
terbang).
d.
Embriologi perbandingan
Merupakan
hewan-hewan kelas vertebrata, seperti ikan, reptil, aves dan mammalia. Meskipun
tubuh individu dewasanya berbeda, namun fase perkembangan embrionya sangat
mirip. Embriologi perbandingan ini dibagi menjadi dua:
1. Ontogeni : perkembangan individu mulai dari sel telur
hingga individu tersebut mati
2.
Filogeni :
Sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang
paling sempurna.
e.
Adanya variasi dalam satu spesies
Individu
yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik (sama persis).
variasi ini terjadi karena faktor genetis dan lingkungan.
f.
Petunjuk
secara biokimia
Digunakan
uji presipitin (endapan) yang pada dasarnya adanya reaksi antara
antigen-antibodi. semakin banyak endapan yang terbentuk maka semakin jauh
hubungan kekerabatannya.
g. Adanya Organ-Organ tubuh yang terseisa
Organ-organ
tubuh yang tersisa merupakan bukti adanya proses evolusi. organ-oran ini sudah
tidak berguna, namun masih dijumpai pada manusia, antara lain :
1. Umbai cacing (apendiks)
2.
Tulang ekor
3.
Gigi taring
yang runcing
4.
Rambut pada
dada
h) Petunjuk
Peristiwa Domestikasi
Pembudidayaan
makhluk hidup (domestikasi) dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fenotipe
sesuai dengan keinginan manusia. cara ini, dapat mengevolusikan makhluk hidup. Artinya,
dapat menghasilkan suatu varietas baru yang dikehendaki manusia berdasarkan
sifat-sifat yang berbeda.
E.
Perbedaan
antara Makhluk Hidup dengan Makhluk Mati
Makhluk hidup berbeda
dengan benda mati, karena mahkuk hidup mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak
dimiliki oleh benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup adalah sebagai berikut :
Kompleks
dan sangat terorganisir
Makhluk
hidup adalah sesuatu kompleks dan sangat terorganisir. Makhluk tak hidup
seperti tanah, air dan udara adalah campuran acak senyawa yang cukup sederhana.
Organisme hidup terdiri dari bahan bangunan yang sama tetapi diatur dalam cara yang
sangat spesifik dan kompleks. Bahan-bahan bangunan (atom dan molekul) yang
disusun untuk membentuk sel-sel dan banyak struktur khusus yang ditemukan dalam
sel. Sel kemudian diatur untuk membentuk jaringan, yang pada gilirannya
membentuk sistem organ dalam organisme yang lebih besar seperti manusia.
Bernapas (Respirasi)
Pernapasan pada
hakekatnya adalah proses pelepasan energi dan zat makanan. Pada hewan dan
tumbuhan, proses pernapasan memerlukan oksigen dan mengeluarkan zat sisa
pernapasan berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Oksigen berperan
sebagai pembakar zat makanan.
Proses
pembakaran zat makanan yang terjadi di dalam sel disebut oksidasi biologi.
Reaksi pernapasan:
C6H2O6 + 6O2 → Energi + 6CO2 + 6 H20
glukosa oskigen karbondiosida air
Beberapa alat pernapasan pada makhluk hidup antara lain :
1. Paru-paru, terdapat pada mamalia, reptilia, amfibi, dan aves;
2. Kulit, terdapat pada cacing;
3. Insang, terdapat pada serangga;
4. Sistem trakea, terdapat pada serangga;
5. Permukaan tubuh, terdapat pada protozoa (hewan bersel satu);
6. Stomata dan lentisel, terdapat pada tumbuhan hijau.
Bergerak
Reaksi pernapasan:
C6H2O6 + 6O2 → Energi + 6CO2 + 6 H20
glukosa oskigen karbondiosida air
Beberapa alat pernapasan pada makhluk hidup antara lain :
1. Paru-paru, terdapat pada mamalia, reptilia, amfibi, dan aves;
2. Kulit, terdapat pada cacing;
3. Insang, terdapat pada serangga;
4. Sistem trakea, terdapat pada serangga;
5. Permukaan tubuh, terdapat pada protozoa (hewan bersel satu);
6. Stomata dan lentisel, terdapat pada tumbuhan hijau.
Bergerak
Gerak
pada hewan dapat berupa gerak berpindah tempat, sedangkan gerak pada tumbuhan
hanya berupa gerak pada bagian tubuhnya saja.
Contoh gerak pada tumbuhan adalah :
Contoh gerak pada tumbuhan adalah :
-
Nasti, adalah gerak bagian tumbuhan
yang arahnya tidak dipengaruhi arah datangnya rangsang. Misalnya, gerak menutup
pada daun putri malu karena disentuh.
-
Tropisme, adalah gerak bagian tumbuhan
yang arahnya dipengaruhi arah datangnya rangsang. Misalnya, fototropisme, yaitu
gerak akar ke arah pusat bumi.
-
Taksis, adalah gerak seluruh tubuh atau
sel yang berpindah tempat karena rangsang tertentu. Contohnya Euglena bergerak
ke arah cahaya.
Memerlukan Makanan
Zat makanan dalam
tubuh makhluk hidup digunakan untuk kegiatan hidupnya, membangun sel-sel, dan
mengganti sel-sel yang rusak. Pada masa embrio, zat makanan didapat dari tubuh
induk atau dari cadangan makanan, baik yang terdapat di dalam biji maupun
telur. Embrio manusia mendapat makanan dari tubuh ibunya melalui plasenta.
Embrio ayam mendapat makanan dari kuning telur dan putih telur, sedangkan
embrio tumbuhan mendapat makanan dari endosperma (keping biji). Setelah dewasa
makhluk hidup mengambil makanan dari lingkungannya.
Manusia
dan hewan tidak dapat menyusun zat makanan, sehingga mengambil makanan yang
sudah jadi berupa tumbuhan atau hewan lain. Manusia dan hewan mencerna makanan
dan selanjutnya zat makanan diedarkan darah ke sel-sel tubuh yang memerlukan.
Zat
makanan mengandung energi yang dibutuhkan oleh sel. Melalui reaksi oksidasi
biologi dengan menggunakan oksigen, energi tersebut dilepaskan dari zat
makanan. Tumbuhan mengambil makanan dengan akarnya. Makanan tumbuhan berupa
garam mineral dan air yang dibawa ke daun. Di daun mineral dan air tersebut
direaksikan dengan karbondioksida dan disusun menjadi zat makanan yang dapat
menghasilkan energi.
Tumbuh dan Berkembang
Makhluk
hidup mengalami pertumbuhan, yaitu bertambah besar, karena adanya penambahan
jumlah sel tubuh dan penambahan ukuran sel. Makhluk hidup juga berkembang
menjadi dewasa.
Berkembang Biak (Reproduksi)
Berkembang biak
bertujuan menghasilkan keturunan dan mempertahankan kelestarian jenisnya.
Makhluk hidup berkembang biak secara kawin, akan tetapi ada pula yang berkembang
biak secara tak kawin.
Perkembangbiakan
secara kawin disebut perkembangbiakan generatif, yaitu dengan cara bertelur
(ovipar), beranak (vivivar), bertelur dan menetas di dalam tubuh (ovovivipar),
misalnya pada kadal.
Perkembangbiakan,
secara tak kawin disebut vegetatif, yaitu dengan cara bertunas, spora, dan
membelah diri.
Mengeluarkan Zat Sisa (Eksresi)
Zat sisa metabolisme
(reaksi-reaksi kimia dalam tubuh) harus dibuang dari tubuh, bila tidak akan
meracuni tubuh. Beberapa alat pengeluaran antar lain adalah ginjal, paru-paru,
hati, dan kulit.
Beradaptasi
Beradaptasi yaitu
menyesuaikan sel dengan lingkungannya. Misalnya tumbuhan yang hidup di tempat
kering memiliki daun yang sempit dan tebal, sedangkan tumbuhan yang hidup di
tempat lembap memiliki daun lebar dan tipis.
Menanggapi Rangsangan
Iritabilita adalah kemampuan dari makhluk hidup
untuk menerima rangsangan dan sanggup mengadakan reaksi terhadap rangsangan.
Bentuk rangsangan dapat berupa mekanik, fisik atau kemis. Proses iritabilita
pada manusia dan hewan:
Rangsang reseptor (alat indera), proses (sistem syaraf) dan reaksi (alat gerak)
Pada tumbuhan tidak memiliki indera dan sistem syaraf seperti manusia dan hewan tetapi mempunyai kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan, antara lain:
Rangsang reseptor (alat indera), proses (sistem syaraf) dan reaksi (alat gerak)
Pada tumbuhan tidak memiliki indera dan sistem syaraf seperti manusia dan hewan tetapi mempunyai kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan, antara lain:
-
ujung batang selalu menghadap ke
arah datangnya cahaya
-
ujung akar menuju ke pusat bumi
-
daun putri malu akan menutup
daunnya jika ada getaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Herabudin. 2010. Ilmu
Alamiah Dasar.Bandung : CV pustaka setia.
Jasin, Maskuri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-manusia-menurut-agama-islam.html
http://info-biologiku.blogspot.com/2013/07/proses-penciptaan-manusia-menurut-sains.html
http://www.pusatbiologi.com/2013/02/teori-teori-evolusi.html
http://www.cpuik.com/2013/04/teori-asal-usul-kehidupan.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index
http://sholehudin-opinipendidikan.blogspot.co.id/2009/04/ciri-ciri-mahluk-hidup-biologi-klas-vii.html
Komentar
Posting Komentar