Langsung ke konten utama

Asal Mula Kehidupan di muka Bumi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, dan merupakan sebaik-baiknya ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk yang lain. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia dikaruniai akal untuk berfikir. Mengenai proses kejadian manusia, dijelaskan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di pihak lain banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. yang kemudian disusul oleh Siti Hawa dan juga keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut Al-Qur’an, hadist, maupun iptek.
B.     Rumusan Masalah
1.      Teori apa sajakah yang menerangkan tentang asal mula kehidupan?
2.      Bagaimana proses penciptaan manusia menurut pandangan sains?
3.      Bagaimana proses penciptaan manusia menurut pandangan islam?
4.      Bagaimana terjadinya evolusi kehidupan?
5.      Apa saja perbedaan antara makhluk hidup dengan benda mati?



C.    Tujuan

1.      Mengetahui teori-teori asal mula kehidupan.
2.      Menjelaskan proses penciptaan manusia menurut pandangan sains.
3.      Menjelaskan proses penciptaan manusia menurut pandangan islam.
4.      Mengetahui proses terjadinya evolusi kehidupan.
5.      Mengetahui perbedaan antara makhluk hidup dengan makhluk mati.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Asal Mula Kehidupan
Banyak yang bertanya-tanya tentang dariman asa-usul kehidupan dapat berlangsung, dari adanya pertanyaan tersebut ahirnya para ahli mencari tau serta melakukan penelitian dan percobaan untuk memecahkan permasalahan tersebut, inilah teori-teori asal-usul kehidupan menurut para ahli:
1.      Teori Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari benda mati atau dengan kata lain mahluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini ini dikenal dengan teori “Generatio Spontae”. Teori ini dicetuskan oleh Aristoteles dan Jhon Nedham.
Aristoteles melakukan percobaan dengan merendam tanah dengan air dan kemudian muncul seekor cacing. Sedangkan Nedham melakukan percobaan dengan cara merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit, kemudian wadah tersebut ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari dalam kaldu tersebut terdapat sebuah bakteri. Nedham berpendapat bahwa bakteri tersebut berasal dari air kaldu.
2.      Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup lainnya. Teori ini dicetuskan oleh Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur.
Francesco Redi adalah ilmuan berkebangsaan Italia yang menentang teori abiogenesis Aristoteles. Tahun 1668, Redi melakukan eksperimen menggunakan 8 tabung yang dibagi menjadi 2 bagian. Tabung-tabung tersebut diisi dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu dan daging. Empat tabung dibiarkan terbuka dan empat tabung lainnya ditutup rapat. Setelah beberapa hari, pada tabung yang terbuka terdapat larva lalat. Akhirnya dari eksperimen tersebut Redi menyimpulkan bahwa ulat bukan berasal dari daging melainkan berasal dari telur lalat yang terdapat pada daging dan menetas menjadi larva lalat atau ulat.
3.      Teori Cosmozoic
Teori ini juga disebut sebagai “teori kosmozoan”. Teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari spora kehidupan yang berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah penyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun batu komet  yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul okganik sederhana, seperti cyanogens, asam hidrocyanida. Molekul-molekul tersebut jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
4.      Teori Penciptaan (Special Creation)
Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal-usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis mahluk hidup terjadi secara terpisah. Teori ini tidak berdasarkan pada suatu eksperimen. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan kejadian-kejadian ghaib yang pernah diliihatnya, kejadian tersebut dianggap sebagai ciptaan tuhan, sebagaimana bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya juga merupakan ciptaan Tuhan.
5.      Teori Evolusi Biokimia
Teori ini dikemukakan oleh Alexander Oparin, seorang ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Life” (1936), menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino. Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi dicekungan perairan membentuk primordial soup, semacam campuran-campuran materi dilautan panas. Selanjutnya primordial soup ini membentuk monomer yang kemudian bergabung membentuk polimer.          Polimer membentuk agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya. Disamping itu protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan mahluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsangan dan menggandakan diri.
6.      Teori Evolusi Biologi
Oparin dan Haldane serta Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup. Pada mulanya
terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa mahluk hidup berasal dari laut. Evolusi biologi dimulai ketika pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi yang disebut proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuk kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat dan polisakarida dikocok. Koaservat dengan selaput lipid protein merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Kemudian protosel akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari uniseluler. Karena saat itu atmosfer tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob dan heterotrof.
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri. Walter Gilbert (1986), seorang ahli biokimia dari Havard mengajukan hipotesis RNA. Menurut hipotesis tersebut, miliaran tahun yang lalu molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA dapat memproduksi protein. Diperlukan molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan cara tertentu terbentuklah DNA. Setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi, protosel mampu bereproduksi dan dimulailah proses evolusi biologi.
B.     Proses Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Sains
Manusia merupakan makhluk yang diberikan berbagai kelebihan oleh Allah SWT di dunia ini, selain fisik yang sempurna, namun juga akal dan pikiran. Proses penciptaan manusia di dunia ini terdapat beberapa tahapan
Proses awal penciptaan manusia berlangsung dengan adanya pembuahan. Jutaan sperma terpancar dari laki-laki pada satu waktu  dan menuju sel telur wanita namun hanya akan ada satu sperma saja yang berhasil membuahi sel telur. Setelah itu terjadi fertilisasi, zigot  menempel di tempat yang tepat pada rahim.
Ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita, maka inti sari bayi yang akan lahir itu terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim. Melalui hubungan ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari sang ibu bagi pertumbuhannya.
Fakta tersebut menyebutkan bahwa, kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu: pertama, pre-embrionik selama dua setengah minggu pertama. Kedua, embrionik hingga akhir minggu kedelapan. Ketiga, fetus atau janin dari minggu kedelapan sampai kelahiran. Adapu fase-fase tersebut dapat diuraikan sebagai beikut:
a.     Fase Pre-embrionik
Pada fase pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembuahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri sendiri guna membentuk tiga lapisan.
b.     Fase Embrionik
Fase kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut sebagai ”embrio”. Pada fase ini organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut.
c.      Fase Fetus Atau Janin
Dimulai dari fase ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai fetus atau janin. Fase ini dimulai sejak kehamilan minggu kedelapan hingga masa kelahiran. Ciri khusus fase ini adalah bahwa fetus atau janin sudah menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya hanya memilik panjang 3 cm, kesemua organnya sudah jelas. Fase ini berlangsung kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

C.    Proses Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Islam
Bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan oleh para pencetus dan pendukung teori evolusi. Charles Darwin sebagai pencetus teori evolusi berpendapat bahwa mahluk hidup termasuk juga manusia, adalah berasal dari evolusi atau perubahan-perubahan mahluk sebelumnya yang memiliki kemampuan sederhana. Perubahan-perubahan tersebut membuat kemampuan manusia menjadi lebih sempurna. Pendapat ini ditunjang oleh ditemukannya beberapa fakta ilmiah seperti fosil dari manusia purba seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus di berbagai daerah.
Asal Usul Manusia Menurut Agama Islam Di sisi lain, hampir dari semua agama di dunia menentang pendapat ini. Penentangan itu terjadi karena pemikiran mereka didasarkan pada berita-berita dan informasi dalam kitab sucinya masing-masing. Salah satu dari kitab suci tersebut adalah Al-Qur’an.
 Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam menyebutkan beberapa proses kejadian manusia yang lebih rinci dan jelas. 3 Kejadian dan Asal-Usul Manusia Menurut Islam Al-Quran menjelaskan beberapa tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul manusia secara rinci.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut:
1.      Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama
Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adam pun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.”
2.      Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua
Alloh menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS. An-Nisa, ayat 1 berikut:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
3.      Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga
     Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14).
            Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara substantif terbagi ke dalam 2 hal, yaitu substansi materi (badan) dan substansi immateri (jiwa).

D.    Evolusi Kehidupan
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk yang lebih kompleks. Diperlukan waktu jutaan tahun agar perubahan tersebut nampak lebih jelas. Terdapat dua macam evolusi :
1.          Evolusi Progresif : Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
2.          Evolusi Regresif (retrogresif) : Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Ciri-ciri proses evolusi adalah:
1.         Evolusi adalah perubahan dalam suatu populasi, bukan perubahan individu;
2.         Perubahan yang terjadi hanya pada frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat gen tidak berubah;
3.         Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya;
4.         Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut teori dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup:

1.      Jean Baptise Lamarck
Idenya mengenai evolusi, di tuangkan di dalam buku berjudul "Philosophic zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck mengungkapkan :
1.      Alam sekitar atau lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang diwariskan
2.      Ciri-ciri atau sifat tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
3.      Organ yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran bahkan hilang
Contoh : Lamarck berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek. Bagi keturunan jerapah yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat mengambil makanan di pohon yang tinggi),  leher jerapah akan berkembang menjadi lebih panjang. Jerapah yang telah beradaptasi menjadi leher panjang tersebut, akan mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya, bagi keturunan jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia akan mengalami kemunduran.  

2.      Charles Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul "On the Ofiginof Species by Means of Natural Selection" atau "The Preservation of Favored Races in The Struggle For Life". Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat :
1.      Yang menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan, melainkan karena seleksi alam dan seksual.
2.      Seleksi alam berupa "pertarungan" dalam kehidupan, yang kuat akan terus hidup.
3.      Setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak karena proses bereproduksi.
4.      Untuk berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan ruang yang cukup.

3.      Anaximender
Bumi pada awalnya merupakan lautan, lalu berkembang menjadi daratan. Para makhluk hidup aquatik pun termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada manusia, terdapat masa"part fish" dan "part human" yang disebut merman dan mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam kandungan bayi selama proses perkembangan. Kemudian penampilan tersebut akan hilang pada manusia dewasa.

4.      Aristoteles
Benda-benda hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yakni entelecy, dan makhluk hidup di daratan berasal dari makhluk hidup di lautan.

5.      August Weismann
Ilmuan ini melengkapi teori evolusi Darwin dengan teori genetika modern. Menurutnya, evolusi adalah masalah genetika, yakni soal keturunan bagaimana mewariskan gen-gen melalui sel kelamin.
Ia berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan kedua tikus tadi berekor panjang.
Weismann menyimpulkan bahwa:
Ø  Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ø  Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kealmin, atau evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

Bukti-Bukti Adanya Evolusi

a.      Fosil 
Merupakan sisa-sisa, cetakan ataupun berkas dari hewan maupun tumbuhan yang telah membatu. Fosil ini sebagai bukti adanya peristiwa evolusi yang dapat menentukan umur dengan cara menghitung laju erosi, sedimentasi, kandungan garam, dan kadar radio aktif.

b.      Homologi
Dua organ tubuh dikatakan homolog, apabila mempunyai asal sama (secara embrilogik), tetapi fungsi dan bentuknya berbeda. Contoh : alat gerak manusia dan sirip ikan. (memiliki bentuk rangka yang sama, namun berbeda fungsinya).

c.       Analogi
Merupakan kebalikan dari homologi, yaitu mempunyai asal yang berbeda, namun memiliki fungsi yang sama. Contoh : sayap kupu-kupu dengan sayap kelelawar (memiliki bentuk rangka yang berbeda, namun memiliki satu fungsi yang sama, yaitu untuk terbang).

d.       Embriologi perbandingan
Merupakan hewan-hewan kelas vertebrata, seperti ikan, reptil, aves dan mammalia. Meskipun tubuh individu dewasanya berbeda, namun fase perkembangan embrionya sangat mirip. Embriologi perbandingan ini dibagi menjadi dua:
1.       Ontogeni : perkembangan individu mulai dari sel telur hingga individu tersebut mati
2.       Filogeni : Sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang paling sempurna.

e.        Adanya variasi dalam satu spesies
Individu yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik (sama persis). variasi ini terjadi karena faktor genetis dan lingkungan.

f.       Petunjuk secara biokimia
Digunakan uji presipitin (endapan) yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi. semakin banyak endapan yang terbentuk maka semakin jauh hubungan kekerabatannya.

g.      Adanya Organ-Organ tubuh yang terseisa
Organ-organ tubuh yang tersisa merupakan bukti adanya proses evolusi. organ-oran ini sudah tidak berguna, namun masih dijumpai pada manusia, antara lain :
1.       Umbai cacing (apendiks)
2.       Tulang ekor
3.       Gigi taring yang runcing
4.       Rambut pada dada

h) Petunjuk Peristiwa Domestikasi
Pembudidayaan makhluk hidup (domestikasi) dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fenotipe sesuai dengan keinginan manusia. cara ini, dapat mengevolusikan makhluk hidup. Artinya, dapat menghasilkan suatu varietas baru yang dikehendaki manusia berdasarkan sifat-sifat yang berbeda. 

E.     Perbedaan antara Makhluk Hidup dengan Makhluk Mati
Makhluk hidup berbeda dengan benda mati, karena mahkuk hidup mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup adalah sebagai berikut :
Kompleks dan sangat terorganisir
Makhluk hidup adalah sesuatu kompleks dan sangat terorganisir. Makhluk tak hidup seperti tanah, air dan udara adalah campuran acak senyawa yang cukup sederhana. Organisme hidup terdiri dari bahan bangunan yang sama tetapi diatur dalam cara yang sangat spesifik dan kompleks. Bahan-bahan bangunan (atom dan molekul) yang disusun untuk membentuk sel-sel dan banyak struktur khusus yang ditemukan dalam sel. Sel kemudian diatur untuk membentuk jaringan, yang pada gilirannya membentuk sistem organ dalam organisme yang lebih besar seperti manusia.

Bernapas (Respirasi)
Pernapasan pada hakekatnya adalah proses pelepasan energi dan zat makanan. Pada hewan dan tumbuhan, proses pernapasan memerlukan oksigen dan mengeluarkan zat sisa pernapasan berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Oksigen berperan sebagai pembakar zat makanan.
Proses pembakaran zat makanan yang terjadi di dalam sel disebut oksidasi biologi.
Reaksi pernapasan:
C6H2O6 + 6O2 → Energi + 6CO2 + 6 H20
glukosa oskigen karbondiosida air

Beberapa alat pernapasan pada makhluk hidup antara lain :
1. Paru-paru, terdapat pada mamalia, reptilia, amfibi, dan aves;
2. Kulit, terdapat pada cacing;
3. Insang, terdapat pada serangga;
4. Sistem trakea, terdapat pada serangga;
5. Permukaan tubuh, terdapat pada protozoa (hewan bersel satu);
6. Stomata dan lentisel, terdapat pada tumbuhan hijau.

Bergerak
Gerak pada hewan dapat berupa gerak berpindah tempat, sedangkan gerak pada tumbuhan hanya berupa gerak pada bagian tubuhnya saja.
Contoh gerak pada tumbuhan adalah :
-        Nasti, adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi arah datangnya rangsang. Misalnya, gerak menutup pada daun putri malu karena disentuh.
-        Tropisme, adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi arah datangnya rangsang. Misalnya, fototropisme, yaitu gerak akar ke arah pusat bumi.
-        Taksis, adalah gerak seluruh tubuh atau sel yang berpindah tempat karena rangsang tertentu. Contohnya Euglena bergerak ke arah cahaya.

Memerlukan Makanan
Zat makanan dalam tubuh makhluk hidup digunakan untuk kegiatan hidupnya, membangun sel-sel, dan mengganti sel-sel yang rusak. Pada masa embrio, zat makanan didapat dari tubuh induk atau dari cadangan makanan, baik yang terdapat di dalam biji maupun telur. Embrio manusia mendapat makanan dari tubuh ibunya melalui plasenta. Embrio ayam mendapat makanan dari kuning telur dan putih telur, sedangkan embrio tumbuhan mendapat makanan dari endosperma (keping biji). Setelah dewasa makhluk hidup mengambil makanan dari lingkungannya.
Manusia dan hewan tidak dapat menyusun zat makanan, sehingga mengambil makanan yang sudah jadi berupa tumbuhan atau hewan lain. Manusia dan hewan mencerna makanan dan selanjutnya zat makanan diedarkan darah ke sel-sel tubuh yang memerlukan.
Zat makanan mengandung energi yang dibutuhkan oleh sel. Melalui reaksi oksidasi biologi dengan menggunakan oksigen, energi tersebut dilepaskan dari zat makanan. Tumbuhan mengambil makanan dengan akarnya. Makanan tumbuhan berupa garam mineral dan air yang dibawa ke daun. Di daun mineral dan air tersebut direaksikan dengan karbondioksida dan disusun menjadi zat makanan yang dapat menghasilkan energi.
Tumbuh dan Berkembang
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan, yaitu bertambah besar, karena adanya penambahan jumlah sel tubuh dan penambahan ukuran sel. Makhluk hidup juga berkembang menjadi dewasa.

Berkembang Biak (Reproduksi)
Berkembang biak bertujuan menghasilkan keturunan dan mempertahankan kelestarian jenisnya. Makhluk hidup berkembang biak secara kawin, akan tetapi ada pula yang berkembang biak secara tak kawin.
Perkembangbiakan secara kawin disebut perkembangbiakan generatif, yaitu dengan cara bertelur (ovipar), beranak (vivivar), bertelur dan menetas di dalam tubuh (ovovivipar), misalnya pada kadal.
Perkembangbiakan, secara tak kawin disebut vegetatif, yaitu dengan cara bertunas, spora, dan membelah diri.


Mengeluarkan Zat Sisa (Eksresi)
Zat sisa metabolisme (reaksi-reaksi kimia dalam tubuh) harus dibuang dari tubuh, bila tidak akan meracuni tubuh. Beberapa alat pengeluaran antar lain adalah ginjal, paru-paru, hati,  dan kulit.

Beradaptasi
Beradaptasi yaitu menyesuaikan sel dengan lingkungannya. Misalnya tumbuhan yang hidup di tempat kering memiliki daun yang sempit dan tebal, sedangkan tumbuhan yang hidup di tempat lembap memiliki daun lebar dan tipis.

Menanggapi Rangsangan
Iritabilita adalah kemampuan dari makhluk hidup untuk menerima rangsangan dan sanggup mengadakan reaksi terhadap rangsangan. Bentuk rangsangan dapat berupa mekanik, fisik atau kemis. Proses iritabilita pada manusia dan hewan:
Rangsang reseptor (alat indera), proses (sistem syaraf) dan  reaksi (alat gerak)
Pada tumbuhan tidak memiliki indera dan sistem syaraf seperti manusia dan hewan tetapi mempunyai kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan, antara lain:
-        ujung batang selalu menghadap ke arah datangnya cahaya
-        ujung akar menuju ke pusat bumi
-        daun putri malu akan menutup daunnya jika ada getaran.



























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan












































DAFTAR PUSTAKA
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar.Bandung : CV pustaka setia.
Jasin, Maskuri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-manusia-menurut-agama-islam.html
http://info-biologiku.blogspot.com/2013/07/proses-penciptaan-manusia-menurut-sains.html
http://www.pusatbiologi.com/2013/02/teori-teori-evolusi.html
http://www.cpuik.com/2013/04/teori-asal-usul-kehidupan.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index
http://sholehudin-opinipendidikan.blogspot.co.id/2009/04/ciri-ciri-mahluk-hidup-biologi-klas-vii.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Syarat, dan Metode Tahammul wal Ada'

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits.[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan mendengar hadits.[2] Jadi tahammul adalah proses menerima periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-metode tertentu. Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits.[3] Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.[4] Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits. At-Tahammulal-Hadist        Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi’il madli tahmmala ( ﺗَﺤَﻤَّﻞَ - ﻳَﺘَﺤَﻤَّﻞُ - ﺗَﺤَﻤُﻼ ) yang berarti menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Berarti tahammul al-hadits menurut bahasa adalah menerima hadits atau menanggung hadits. Sedangkan tahammul al-hadits menurut istilah ulama ahli hadits, sebagaima

MAKALAH Hadits menurut segi kuantitas rawi (Mutawatir dan Ahad); segi kualitas Rawi (Shahih, Hasan dan Dhaif) LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Seperti yang telah diketahui, hadits diyakini sebagai sumber ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum dan ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Selain itu, hadits juga dibutuhkan manusia untuk mengetahui inti-inti ajaran dalam Al-Quran. Jika ayat-ayat dalam Al-Quran mutlak kebenarannya, berbeda dengan hadits yang bisa saja belum jelas periwayatannya, hadits tersebut benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. atau bukan. Ditinjau dari segi kuantitasnya, hadits dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Sedangkan ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan hadits Mardud (hadits yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam ha

Language Varieties (Dialect, Styles, Slang word, Registers)

Language Varieties Group 6 Rizal Fachtur Hidayat (16320017) Balqist Hamada (16320021) Sheni Diah Safitri (16320052) Dhimas Muhammad I. J. (16320053) Yoshi Nur Rahmawati (16320096) Nikma Hidayatul Khasanah (16320101) Audy Oktaviani A. I. (16320140) Roby Inwanuddin Affandi (16320220) Wahida Camelia (16320228) Language Varieties Language varies from one social group to another social group, from one situation to another situation, and from one place to another place. Variation shows that every speaker does not speak the same way all the time. Language varieties indicate that the speakers are distinct from members of other groups (Finegan, 2008) . Language variety that signifies particular situations of use is called registers, it is appropriate for use in particular speech situations. There are some examples of language variations that are of interest to linguist according to   (Akmajian, 1998) , lingua francas, pidgins, creoles, jargon, sl