Langsung ke konten utama

IDEALISME MAHASISWA



IDEALISME MAHASISWA
Secara bahasa, mahasiswa adalah orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan proses dan bidang keilmuwan yang diambil.
Idealisme adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang atau kelompok. Idealisme bukan sembarang cita-cita, namun cita-cita yang tinggi dan luhur, suatu nilai kebenaran dan harga diri, serta hasrat untuk mencapai hasil yang istimewa.
Dalam pandangan masyarakat umum, mahasiswa dipandang sebagai kaum elit dan terhormat dibanding pemuda lain (pemuda yang tidak melanjutkan pendidikannya). Mahasiswa merupakan aset negara yang berfungsi sebagai penerus dan pelaksana sistem kenegaraan yang berkelanjutan.
Mahasiswa diharapkan dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang merek a pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun dalam kehidupan masyarakat kelak.
Peran Mahasiswa
·           Pendobrak spirit kebenaran (people power)
·           Penjaga nilai sosial kemasyarakatan (social control)
·           Pembawa perubahan (agent of change)
·           Pengganti generasi tua (modernizing agents)

Fungsi Mahasiswa
·           Pemecah suatu permasalahan
·           Garda terdepan pembela bangsa

Fungsi Idealisme

·           Penghela transformasi
·           Penumbuh komitmen
·           Penunjuk arah
·           Transformasi
·                Pengendali masa depan
·                Penumbuh perasaan bahwa dia melakukan sesuatu yang berarti, penting dan bermakna


Tipe Mahasiswa
·           Mahasiswa akademis, yakni mahasiswa yang fokus kuliah dan akademik
·           Mahasiswa romantis, yakni mahasiswa yang fashionable (nyentrik)
·           Mahasiswa Hedonis, yakni mahasiswa yang mementingkan bersenang-senang
·                Mahasiswa Organisatoris, yakni mahasiswa yang lebih suka berorganisasi daripada kegiatan akademik.

Tugas Mahasiswa

·                Kritis, solurif dan komutatif
·                Berani dengan resiko dalam bertindak
·                Kemampuan managerial waktu dan kesibukan
·                Menggali, mencari, mengembangkan potensi
·                Peka dan tanggap terhadap kondisi sosial masyarakat
·                Menjaga dan mempertahankan idealisme
·                Mencintai buku
·                Berkorban dan komitmen pada jalur yang benar
·                Punya ide, kreasi dan inovasi


Problematika global mahasiswa
·                Banyak sarjana yang di cetak oleh perguruan tinggi, namun hanya sedikit yang menjalankan peran, fungsi dan posisi
·                Takut mencoba hal baru, karena takut pada kesibukan yang padat
·                Manja, tidak bisa mengerjakan hal-hal yang diperlukan secara mandiri


Upaya yang dilakukan untuk dapat menumbuhkan idealisme mahasiswa yaitu dengan menambah pengetahuan dan pemahaman diri tentang hakekat idealisme secara tepat, mengembangkan kemampuan diri dalam berpikir secara logis dan rasional, mengembangkan kreativitas diri dan kemampuan menyalurkan pikiran, pandangan dan kritiknya secara tepat serta berperan aktif mengikuti organisasi-organisasi di kampus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Syarat, dan Metode Tahammul wal Ada'

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits.[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan mendengar hadits.[2] Jadi tahammul adalah proses menerima periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-metode tertentu. Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits.[3] Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.[4] Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits. At-Tahammulal-Hadist        Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi’il madli tahmmala ( ﺗَﺤَﻤَّﻞَ - ﻳَﺘَﺤَﻤَّﻞُ - ﺗَﺤَﻤُﻼ ) yang berarti menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Berarti tahammul al-hadits menurut bahasa adalah menerima hadits atau menanggung hadits. Sedangkan tahammul al-hadits menurut istilah ulama ahli hadits, sebagaima

MAKALAH Hadits menurut segi kuantitas rawi (Mutawatir dan Ahad); segi kualitas Rawi (Shahih, Hasan dan Dhaif) LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Seperti yang telah diketahui, hadits diyakini sebagai sumber ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum dan ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Selain itu, hadits juga dibutuhkan manusia untuk mengetahui inti-inti ajaran dalam Al-Quran. Jika ayat-ayat dalam Al-Quran mutlak kebenarannya, berbeda dengan hadits yang bisa saja belum jelas periwayatannya, hadits tersebut benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. atau bukan. Ditinjau dari segi kuantitasnya, hadits dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Sedangkan ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan hadits Mardud (hadits yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam ha

Language Varieties (Dialect, Styles, Slang word, Registers)

Language Varieties Group 6 Rizal Fachtur Hidayat (16320017) Balqist Hamada (16320021) Sheni Diah Safitri (16320052) Dhimas Muhammad I. J. (16320053) Yoshi Nur Rahmawati (16320096) Nikma Hidayatul Khasanah (16320101) Audy Oktaviani A. I. (16320140) Roby Inwanuddin Affandi (16320220) Wahida Camelia (16320228) Language Varieties Language varies from one social group to another social group, from one situation to another situation, and from one place to another place. Variation shows that every speaker does not speak the same way all the time. Language varieties indicate that the speakers are distinct from members of other groups (Finegan, 2008) . Language variety that signifies particular situations of use is called registers, it is appropriate for use in particular speech situations. There are some examples of language variations that are of interest to linguist according to   (Akmajian, 1998) , lingua francas, pidgins, creoles, jargon, sl