Langsung ke konten utama
Tahun terburuk yang pernah ada

Diawali dengan mengikuti lomba di asrama. Aku sudah berlatih, siang malam tanpa kenal lelah. Namun aku tetap kalah. Aku tak mempermasalahkan itu karena aku sadar, aku masih baru dalam bidang ini. lalu aku menunggu kabar gembira dari penerimaan musyrifah baru. Namun, namaku tak masuk daftar. Aku sudah mengikuti semua trik dari murobbiyahku, sayangnya pada tahap akhir (uji komitmen ) aku gagal. Aku berpikir, mungkin tuhan akan memberikan kejutan pada hasil akhir IPK ku, namun perkiraan ku meleset lagi. Malah yang ada nilainya turun. Selanjutnya, ada seseorang berjanji untuk mengirim ku gitar di akhir bulan ini. namun, tak lama kemudian ia mengirim pesan untuk menundanya sampai bulan depan. Oh tidaak.., tuhan, kalau semua yang aku sukai tidak bisa aku kuasai, lantas apa sebenarnya bakatku? Apakah aku terlahir tanpa bakat dan kelebihan?
 Tuhan, terkadang aku ingin menyudahi semua ini. aku ingin menyerah dengan semua ini, namun hati tak menyepakati. Tekanan terus berdatangan, apalagi dari orang tuaku. Mereka menuntuku agar aku selalu mendapatkan yang terbaik dan selalu terbaik tanpa mengetahui bagaimana caraku menggapainya. Yah, mungkin mereka ingin bercerita pada tetangga tentang kehebatan anaknya. Tapi kalau sudah begini mau cerita apa?
Tak ada penyemangat saat terjatuh, ya itu aku. Aku tak bisa pasang standar tinggi, Karena aku sadar aku tak punya kelebihan dalam hal apapun. Menurutku hal tersebut tak terlalu penting sebab aku mudah bosan dengan hal-hal yang romantic dan serius. Selain itu, setiap aku bercerita pada orang tuaku tentang seseorang yang tengah dekat denganku, pasti akhirnya gagal. Entah itu berjangka panjang ataupun  pendek hanya 3 hari. Itulah yang membuatku malas dengan problem yang satu ini.

Aku putuskan mulai saat ini, aku tak akan bercerita apapun pada orange  tuaku, baik suka maupun duka. Untuk menghindari sifat sombong pada driku dan juga mereka. Dalam hati ingin sekali membanggakan orang tua namun apa daya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Syarat, dan Metode Tahammul wal Ada'

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits.[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan mendengar hadits.[2] Jadi tahammul adalah proses menerima periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-metode tertentu. Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits.[3] Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.[4] Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits. At-Tahammulal-Hadist        Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi’il madli tahmmala ( ﺗَﺤَﻤَّﻞَ - ﻳَﺘَﺤَﻤَّﻞُ - ﺗَﺤَﻤُﻼ ) yang berarti menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Berarti tahammul al-hadits menurut bahasa adalah menerima hadits atau menanggung hadits. Sedangkan tahammul al-hadits menurut istilah ulama ahli hadits, sebagaima

MAKALAH Hadits menurut segi kuantitas rawi (Mutawatir dan Ahad); segi kualitas Rawi (Shahih, Hasan dan Dhaif) LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Seperti yang telah diketahui, hadits diyakini sebagai sumber ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum dan ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Selain itu, hadits juga dibutuhkan manusia untuk mengetahui inti-inti ajaran dalam Al-Quran. Jika ayat-ayat dalam Al-Quran mutlak kebenarannya, berbeda dengan hadits yang bisa saja belum jelas periwayatannya, hadits tersebut benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. atau bukan. Ditinjau dari segi kuantitasnya, hadits dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Sedangkan ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan hadits Mardud (hadits yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam ha

Language Varieties (Dialect, Styles, Slang word, Registers)

Language Varieties Group 6 Rizal Fachtur Hidayat (16320017) Balqist Hamada (16320021) Sheni Diah Safitri (16320052) Dhimas Muhammad I. J. (16320053) Yoshi Nur Rahmawati (16320096) Nikma Hidayatul Khasanah (16320101) Audy Oktaviani A. I. (16320140) Roby Inwanuddin Affandi (16320220) Wahida Camelia (16320228) Language Varieties Language varies from one social group to another social group, from one situation to another situation, and from one place to another place. Variation shows that every speaker does not speak the same way all the time. Language varieties indicate that the speakers are distinct from members of other groups (Finegan, 2008) . Language variety that signifies particular situations of use is called registers, it is appropriate for use in particular speech situations. There are some examples of language variations that are of interest to linguist according to   (Akmajian, 1998) , lingua francas, pidgins, creoles, jargon, sl