Langsung ke konten utama

Balaghah Al Quran *( Metafora dan Tasybih)



        Balaghah merupakan ilmu yang berdasarkan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar diantara macam-macam uslub (ungkapan). Balaghahberasal dari balagho yang berarti mencapai target. Jadi, Balaghah secara etimologiberarti mencapai target serta tujuan dari sebuah ucapan yang indah dan fasih. Ilmu Balaghah disusun untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan susunan bahasa dan segi-segi i’jaz Al-Qur’an
Definisi Metafora
Secara bahasa, metafora ini diambil dari terjemahan bahasa arab kata majaz yang menurut Kamus Bahasa Indonesia sendiri artinya kiasan. Yaitu sebuah cara untuk melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yg lai
b. Macam-Macam Majaz
1)   Majaz Fi Al-MufradMajaz fi al-murad adalah majaz yang menggunakan lafadz bukan pada permulaan asal peletakannya. Macam ini direbut juga majaz al-lughawi.
Majaz fi at-tarkiib adalah majaz yang menyandarkan suatu perbuatan atau kesangsian kepada sesuatu yang tidak memiliki originalitas, dikarenakan adanya hubungan keterkaitan antara keduanya. Majaz ini di sebut juga majaz al-aql dan majaz al-isnaad. contohnya dalam surat Al-Anfaal: 2
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً
Artinya: "Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)".
Di dalam ayat ini terdapat suatu perbuatan Allah, yaitu الزيادة(penambahan), yang di sandarkan kepada الآيات (ayat-ayat), hal ini karena dengan dibacakannya ayat-ayat tersebut menjadi sebab bertambahnya keimanan mereka.

1.            Tasybih. Tasybih ini merupakan ungkapan yang menyatakan bahwa sesuatu itu mempunyai persamaan dengan sesuatu yang lain dengan menggunakan penanda persamaan atau perbandingan. Menurut ahli terminologi, tasybih berarti:

Tasybih adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain karena memiliki kesamaan sifat di antara kedua hal tersebut, dengan menggunakan adat (alat) tasybih, baik disebutkan maupun tidak.[8]

b)      Rukun-rukun Tasybih
Adapun rukun-rukun Tasybih adalah sebagai berikut :
1)      Musyabbah (sesuatu yang hendak diserupakan)
2)      Musyabbah bih (sesuatu yang diserupai)
3)      Wajhus syibhi (sifat yang terdapat pada kedua hal itu)
4)      Adaatut tasybih (huruf/kata yang menyatakan penyerupaan)
5)      Musyabbah dan musyabbah bih disebut juga tharafait tasybih.
c)      Pembagian Tasybih
1).      Tasybih mursal
Tasybih mursal adalah tasybih yang adat tasybihnya disebutkan.
2).      Tasybih muakkad
Tasybih muakkad adalah tasbih yang adat tasybihnya tidak disebutkan
3).      Tasybih mujmal
Tasybih mujmal adalah tasybih yang tidak disebutkan wajh syibhnya
4).      Tasybih mufashal
Tasybih mufashal adalah tasybih yang disebutkan wajah syibhnya
5.      Tasybih baligh
Tasybih baligh tasybih yang tidak disebutkan wajah syibh dan adat tasybihnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Syarat, dan Metode Tahammul wal Ada'

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan beberapa metode penerimaan hadits.[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan mendengar hadits.[2] Jadi tahammul adalah proses menerima periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-metode tertentu. Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan hadits.[3] Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau meriwayatkan hadits kepada orang lain.[4] Jadi al-‘ada adalah proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits. At-Tahammulal-Hadist        Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi’il madli tahmmala ( ﺗَﺤَﻤَّﻞَ - ﻳَﺘَﺤَﻤَّﻞُ - ﺗَﺤَﻤُﻼ ) yang berarti menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Berarti tahammul al-hadits menurut bahasa adalah menerima hadits atau menanggung hadits. Sedangkan tahammul al-hadits menurut istilah ulama ahli hadits, sebagaima

MAKALAH Hadits menurut segi kuantitas rawi (Mutawatir dan Ahad); segi kualitas Rawi (Shahih, Hasan dan Dhaif) LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Seperti yang telah diketahui, hadits diyakini sebagai sumber ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum dan ketentuan Allah yang disyari’atkan kepada manusia. Selain itu, hadits juga dibutuhkan manusia untuk mengetahui inti-inti ajaran dalam Al-Quran. Jika ayat-ayat dalam Al-Quran mutlak kebenarannya, berbeda dengan hadits yang bisa saja belum jelas periwayatannya, hadits tersebut benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. atau bukan. Ditinjau dari segi kuantitasnya, hadits dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Sedangkan ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan hadits Mardud (hadits yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam ha

Language Varieties (Dialect, Styles, Slang word, Registers)

Language Varieties Group 6 Rizal Fachtur Hidayat (16320017) Balqist Hamada (16320021) Sheni Diah Safitri (16320052) Dhimas Muhammad I. J. (16320053) Yoshi Nur Rahmawati (16320096) Nikma Hidayatul Khasanah (16320101) Audy Oktaviani A. I. (16320140) Roby Inwanuddin Affandi (16320220) Wahida Camelia (16320228) Language Varieties Language varies from one social group to another social group, from one situation to another situation, and from one place to another place. Variation shows that every speaker does not speak the same way all the time. Language varieties indicate that the speakers are distinct from members of other groups (Finegan, 2008) . Language variety that signifies particular situations of use is called registers, it is appropriate for use in particular speech situations. There are some examples of language variations that are of interest to linguist according to   (Akmajian, 1998) , lingua francas, pidgins, creoles, jargon, sl